Ketika pemerintah memutuskan bahwa nilai Ujian Nasional hanya diambil dari 3 mata pelajaran, yaitu Matematika, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris, maka serentak orang-orang tua dari anak-anak bimbingan les saya dulu meminta untuk memfokuskan pada ketiga pelajaran tersebut. Seolah-olah mereka berkata: "Mas, sementara sekarang tidak usah belajar IPS, IPA, dan tetek mbengeknya itu, sekarang yang penting adalah tiga pelajaran itu" (jadi inget sama iklannya LA Light: Kalau yang nggak penting itu penting, maka yang penting itu nggak penting... :D)
Sementara itu, di mata pemerintah yang menetapkan kebijakan itu, mereka memahami bahwa semua pelajaran akan baik kalau ketiga pelajaran itu baik.
Nampaknya hal ini hampir sama dengan apa yang pernah disampaikan Rasulullah SAW terkait masalah shalat: "Yang paling awal dihitung dari seorang hamba adalah shalatnya. Apabila baik shalatnya, maka semua amal yang lain dianggap baik. Apabila tidak baik shalatnya, maka semua amal yang lain dianggap tidak baik.
Sementara itu, di mata pemerintah yang menetapkan kebijakan itu, mereka memahami bahwa semua pelajaran akan baik kalau ketiga pelajaran itu baik.
Nampaknya hal ini hampir sama dengan apa yang pernah disampaikan Rasulullah SAW terkait masalah shalat: "Yang paling awal dihitung dari seorang hamba adalah shalatnya. Apabila baik shalatnya, maka semua amal yang lain dianggap baik. Apabila tidak baik shalatnya, maka semua amal yang lain dianggap tidak baik.
Ustadz Suprapto Ibnu Juraimi mengatakan: "Orang yang tahu hadis itu, maka hal yang paling awal dia lakukan untuk memperbaiki dirinya adalah memperbaiki shalatnya. Dengan memperbaiki shalat, maka akan selamat semua perbuatannya, sehingga insya Allah dia akan selamat di dunia dan akhirat". Dengan kata lain, bahwa perbaikan diri dalam hal apapun akan bisa dimulai dari memperbaiki shalat kita. Hadis rasulullah itu secara implisit merupakan sebuah jaminan, bahwa orang yang shalatnya baik pasti akan mempunyai perbuatan-perbuatan yang baik, bisa dipercaya, dan sebagainya. Orang yang shalatnya tidak baik, maka tidak ada jaminan padanya akan baiknya perbuatan-perbuatannya. Hal ini memang selaras dengan firman Allah SWT: "Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan munkar".
Jadi, mulailah belajar bagaimana shalat yang baik. Perbaiki rukun-rukunnya, perbagus dan perlama bacaannya, perpanjang tumakninahnya, dan belajarlah merasakan kehadiran Allah dalam shalat kita (seperti yang pernah dikatakan Rasulullah: "Kalau seseorang itu tahu siapa yang dia temui dalam shalatnya, maka dia tidak akan pernah mau menghentikan shalatnya").
Saat ini banyak sumber untuk belajar shalat yang benar, bisa dari buku, atau bahkan dari internet. Di youtube, saya menemukan banyak sekali video panduan shalat yang bagus. Salah satunya adalah dari ustadz suprapto ibnu juraim sendiri. Silahkan di youtube dicari dengan kata kunci "panduan shalat" atau langsung "ibnu juraim"
Comments