Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2008

Sumpah Pemuda - 17 tahun "Indonesia" dijajah

Dulu ketika SD dan SMP, guru sejarah sering memberikan pertanyaan: Berapa lama Indonesia dijajah? Ketika diberi pertanyaan itu, maka cepat-cepat kita mengacungkan jari kita dan menjawab: "350 tahun, Bu".... Ternyata, setelah hal ini dikaji, ternyata 350 tahun ini hanyalah sebuah bahasa mulutnya Bung Karno untuk membangkitkan semangat bersatu bangsa Indonesia ketika itu. Buya Syafi'i Ma'arif mengatakan, Indonesia itu dijajah cuma selama 17 tahun. Karena pada saat VOC datang pada tahun 1605, yang ada hanyalah negara kerajaan: Majapahit, Demak, Samudra Pasai, Kutai, dan lain-lain. Itupun waktu penguasaannya berbeda-beda. Istilah Indonesia baru muncul pada saat sumpah pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Dengan kata lain, Indonesia dijajah hanya dari tanggal 28 Oktober 1928 sampai dengan 17 Agustus 1945. Atau lebih jelasnya, memang 17 tahun seperti yang dikatakan oleh Buya Syafi'i itu. Mungkin untuk sekalian memperingati sumpah pemuda, berikut akan saya kutipkan kembali na

Mission ini possible

Ini bukan parodi film, melainkan judul sebuah buku karya Mas Misbahul Huda, direktur PT Temprina, percetakannya Jawa Pos. Buku ini disampaikan dengan bahasa yang sederhana, tapi bagus luar biasa. Karena itulah, pada saat launching buku itu di Solo, saya dan istri yang sudah membaca bukunya, serta beberapa alumni pondok pesantren budi mulia mbela mbelain datang (kebetulan mas huda ini dulu juga nyantri di ppbm). Buku ini merupakan buku motivasi yang diperkuat oleh catatan-catatan kehidupan mas huda sendiri. Cerita pengalaman hidup beliau inilah yang membuat buku ini sangat membumi, sehingga sangat menggugah dan menginspirasi. Gabungan antara nuansa semangat, agamis, realitas, terasa kental menyatu. Salah satu hal yang cukup menarik adalah cerita ketika beliau lulus kuliah, kemudian memutuskan untuk nikah walaupun belum punya pekerjaan. Idealismenya yang kuat mendorongnya untuk menolak tawaran menjadi dosen dan tawaran menjadi pegawai Pertamina. Karena sudah menikah, setelah sekian lama

Ramainya Pemanfaatan Games untuk non-hiburan

Dulu, games/permainan komputer kita kenal sebagai hiburan di sela-sela kepenatan. Games hanyalah menjadi bagian sampingan dalam kehidupan kita. Sekarang, nampaknya ada yang sedikit berubah dengan cara orang memandang games ini. Games mulai digunakan untuk menanamkan hal-hal tertentu kepada para penggemarnya. Menurut saya, awalnya mungkin dari banyaknya polemik yang muncul pada games GTA (Grand Theft Auto). GTA adalah games yang diciptakan oleh Dave Jones yang dipopulerkan oleh Rockstar games. Games ini memicu kontroversi karena banyaknya kasus-kasus kejahatan (penembakan, perampokan, pencurian, pemukulan, dan lain-lain) yang dilakukan oleh remaja yang terinspirasi oleh games ini. Nampaknya besarnya pengaruh games inilah yang kemudian disadari oleh banyak orang. Kalau saya tidak salah ingat, pada saat Sarah Palin mengatakan sesuatu yang diperkirakan akan mendorong pemanasanan global, muncul kemudian games dimana kita diminta untuk menyelamatkan beruang kutub. Beberapa saat sebelumnya, a

Hadis tentang shalat dalam pandangan logika matematika -- sekedar iseng :D

Rasulullah SAW pernah bersabda: "Yang pertama akan dihisab dari seorang hamba adalah shalatnya. Jika baik shalatnya, maka baiklah seluruh amalannya dan jika buruk shalatnya, maka buruklah seluruh amalnya". Kita akan mengotak-atik bagian terakhir dari hadis ini yaitu "Jika baik shalatnya, maka baik seluruh amalannya, dan jika buruk shalatnya, maka buruklah seluruh amalannya" . Kalimat ini bisa dipecah menjadi dua kalimat majemuk: - jika baik shalatnya, maka baik seluruh amalannya - jika buruk shalatnya, maka buruk seluruh amalannya. Kedua kalimat majemuk itu dihubungkan dengan kata hubung "dan" Kalimat tersebut kemudian bisa dibuat menjadi kalimat tunggal simbolis sebagai berikut: - p = baik shalatnya - q = baik seluruh amalannya - ~p = buruk shalatnya - ~q = buruk seluruh amalannya Dengan demikian, maka bentuk kalimat majemuk tersebut adalah sebagai berikut (p -> q) & (~p -> ~q) Untuk kalimat paling luar yang dihubungkan dengan dan (&), kalim

Buat menambah nuansa islami di rumah anda

Walaupun cuma rekaman di rumah dengan mikrofon biasa, tapi lumayan untuk menambah suasana Islami di rumah anda. Berikut beberapa nasyid dari saya yang saya rekam sendiri dengan menggunakan cool edit pro untuk merekam dan menyatukan beberapa suara (suara saya sendiri). - Islam agamaku < unduh di sini > - Pemuda generasi bangsa < unduh di sini > Yang satu ini bukan lagu Islami, tapi cukup menggugah kesadaran tentang arti sebuah kesederhanaan. Aslinya lagunya koes plus, tapi versi saya. < unduh di sini > Selamat menikmati

Mengajar adalah Sebuah Pengabdian

Fiuh, akhirnya kelakon nonton laskar pelangi (dan... pssst... akhirnya kelakon nonton bioskop betulan... selama ini cuma nonton bioskop Trans TV. Hehe). Semalam kami nonton bareng ibu-ibu dari PP Aisyiyah dan beberapa teman dari Muhammadiyah (semalam sebagian besar penontonnya pengurus-pengurus Muhammadiyah). Mereka menyempatkan untuk nonton bareng karena film ini sangat lekat dengan kehidupan dalam salah satu amal usaha muhammadiyah. Banyak kesan yang didapat dari cerita nyata ini. Salah satu yang paling berkesan menurut saya adalah ketika pak Harfan, kepala sekolah SD Muhammadiyah itu, berkata kepada Bu Muslimah kira-kira seperti ini: "Mus, maaf, gajimu dan Bakri tertunda dua bulan". Kemudian Bu Muslimah menjawab: "Tidak apa-apa, Pak. Saya sudah dapat duit dari menjahit". Bagi saya, adegan sederhana itu begitu dalam rasanya. Sebuah pengabdian dari seorang guru baru yang masih muda, yang berkali-kali ditawari untuk menjadi guru di SD PN Timah yang lebih menjamin ke

Orang pintar pasti akan selalu memperbaiki shalatnya

Ketika pemerintah memutuskan bahwa nilai Ujian Nasional hanya diambil dari 3 mata pelajaran, yaitu Matematika, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris, maka serentak orang-orang tua dari anak-anak bimbingan les saya dulu meminta untuk memfokuskan pada ketiga pelajaran tersebut. Seolah-olah mereka berkata: "Mas, sementara sekarang tidak usah belajar IPS, IPA, dan tetek mbengeknya itu, sekarang yang penting adalah tiga pelajaran itu" (jadi inget sama iklannya LA Light: Kalau yang nggak penting itu penting, maka yang penting itu nggak penting... :D) Sementara itu, di mata pemerintah yang menetapkan kebijakan itu, mereka memahami bahwa semua pelajaran akan baik kalau ketiga pelajaran itu baik. Nampaknya hal ini hampir sama dengan apa yang pernah disampaikan Rasulullah SAW terkait masalah shalat: "Yang paling awal dihitung dari seorang hamba adalah shalatnya. Apabila baik shalatnya, maka semua amal yang lain dianggap baik. Apabila tidak baik shalatnya, maka semua amal yang lain

uii.ac.id kok ikutan "libur"?

Berawal dari chattingan dengan mahasiswa beberapa hari yang lalu yang menanyakan: "Pak, kok www.uii.ac.id kok ndak bisa diakses, ya? Saya mau donlot tugas. Bilangnya kok domain expired?". Saya pikir: "Lho, yang libur kan cuma karyawan-karyawannya to? Kok domainnya juga ikutan libur?". Ternyata, hari ini saya akses sudah tidak "libur" lagi, alias sudah bisa diakses lagi. Besok lagi, dosen karyawan boleh lah libur, tapi mbok ya domain tidak usah libur... Hehehe

Everyone is special

Ketika Ramadhan berakhir, di desa saya tidak terlihat sama sekali rona sedih ditinggal oleh bulan yang penuh berkah (padahal ketika kita sadar akan pahala di bulan itu, kita seharusnya sedih kan?). Semua orang bergembira dengan caranya sendiri-sendiri. Semua kegemberiaan seolah jadi satu ketika takbiran berlangsung. Akan tetapi, kegembiraan itu segera berganti menjadi menakutkan ketika para pemuda dari desa saya (Krakalan, Bintaran Kulon), tidak terima dengan keputusan panitia yang tidak menjadikan rombongan mushola Krakalan sebagai juara dalam lomba takbiran. Mereka merasa bahwa mereka sudah berusaha sangat maksimal dengan membuat maskot takbiran yang bagus (dan memang sangat bagus - mereka membuat tank dari gabus yang sangat mirip dengan aslinya) yang dibuat dalam dua hari dua malam tanpa tidur. Ketika pengumuman, mereka langsung menghancurkan maskot yang dibuat, dan kemudian sepanjang perjalanan pulang mereka menyebarkan gabus-gabus sisa-sisa maskot itu di tengah jalan. Cerita ini s