Skip to main content

Posts

Showing posts from December, 2008

Memanggil istri/suami

Beberapa dari kita memanggil istri dengan sebutan "ibu", "umi", "mama" atau sebutan-sebutan lain yang serupa. Demikian juga istri juga memanggil suami dengan sebutan "bapak", "abi", "papa" atau sebutan-sebutan lain yang serupa. Ada sebuah kajian yang menarik tentang panggilan terhadap pasangan hidup kita ini, yang pada tanggal 25 Desember 2008 lalu disampaikan oleh Ustadz Asep Shalahudin, salah seorang anggota Majelis Tarjih PP Muhammadiyah. Menurut beliau, panggilan ini adalah panggilan dari seorang anak kepada orang tuanya. Panggilan "ibu" adalah panggilan seorang anak kepada seorang yang telah melahirkannya. Demikian juga panggilan "ayah" adalah panggilan seorang anak kepada beliau yang menjadi partner ibu dalam memanggilnya ke dunia dan kemudian memelihara dan mendidiknya. Dengan demikian, maka tidak selayaknya bagi seorang menggunakan panggilan ini untuk pasangannya, karena posisinya yang akan kemudian

Komentarku di eramuslim tentang usulan HNW untuk mengharamkan golput

Berikut komentar saya di eramuslim tentang usulan pak HNW kepada MUI untuk mengharamkan golput di http://www.eramuslim.com/dialog/usulan-fatwa-haram-golput.htm: Dalam acara "The Candidate", Pak Sarwono Kusuma Atmaja mengatakan bahwa cost untuk politik di Indonesia ini sudah sangat besar, sehingga pemerintah tidak mampu memberikan jatah banyak pada sektor-sektor publik. Pernyataan beliau ini pastilah bukan tanpa dasar, karena beliau sudah aktif di politik sekian lama. Jadi, kenapa MUI tidak memfatwakan HARAM DEMOKRASI..... karena merugikan rakyat, karena anggaran negara akan habis terbuang hanya untuk coblosan mulai dari presiden sampai coblosan dukuh.... Untuk pemilu 2009 saja (presiden, DPR, DPRD, DPD), ongkosnya 13.5 triliun. Belumlah lagi untuk pilihan gubernur yang totalnya ada 33 gubernur. Belumlah lagi untuk pilihan bupati yang totalnya hampir 300an kabupaten. Belumlah lagi untuk pilihan lurah yang jumlahnya jauh lebih banyak lagi. Belum lagi untuk pilihan kepala dukuh