Ini bukan parodi film, melainkan judul sebuah buku karya Mas Misbahul Huda, direktur PT Temprina, percetakannya Jawa Pos.
Buku ini disampaikan dengan bahasa yang sederhana, tapi bagus luar biasa. Karena itulah, pada saat launching buku itu di Solo, saya dan istri yang sudah membaca bukunya, serta beberapa alumni pondok pesantren budi mulia mbela mbelain datang (kebetulan mas huda ini dulu juga nyantri di ppbm).
Buku ini merupakan buku motivasi yang diperkuat oleh catatan-catatan kehidupan mas huda sendiri. Cerita pengalaman hidup beliau inilah yang membuat buku ini sangat membumi, sehingga sangat menggugah dan menginspirasi. Gabungan antara nuansa semangat, agamis, realitas, terasa kental menyatu.
Salah satu hal yang cukup menarik adalah cerita ketika beliau lulus kuliah, kemudian memutuskan untuk nikah walaupun belum punya pekerjaan. Idealismenya yang kuat mendorongnya untuk menolak tawaran menjadi dosen dan tawaran menjadi pegawai Pertamina. Karena sudah menikah, setelah sekian lama tinggal di rumah ortunya dan mertuanya, beliau dan istrinya kemudian 'diusir'. Tapi, justru di sinilah titik baliknya. Beliau masuk ke Jawa Pos. Sebagai lulusan elektro ugm tercepat cumlaude, beliau tidak merasa gengsi bekerja kasar. Teladan beliau adalah Ali bin Abi Tholib. Ali adalah orang yang luar biasa cerdas, tapi bekerja menjadi kuli pasar. Pengalaman pengalaman inilah yang mengajarkan ketulusan, kesungguhan, dan sejuta pelajaran hidup yang lain yang membentuk seorang Huda.
Ada tiga kata yang cukup menarik yang tertulis dalam kaos yang diberikan sebagai souvenir di acara peluncuran buku itu. Mungkin kata-kata ini juga bisa mewakili apa yang ditulis oleh mas huda di buku luar biasa ini. Tiga kata itu adalah: tulus fokus tembus
Di stand penjualan, saya beli dua. Satu mau saya kirim untuk sahabat saya udi samanhudi yang sekarang jadi dosen bahasa inggris Untirta, Banten, dan satu lagi untuk Pak Adin, paklik saya yang sekarang menjadi asisten manager di hotel aston, maluku. Mudah2an buku ini bisa membantu perjuangan luar biasa mereka
Buku ini disampaikan dengan bahasa yang sederhana, tapi bagus luar biasa. Karena itulah, pada saat launching buku itu di Solo, saya dan istri yang sudah membaca bukunya, serta beberapa alumni pondok pesantren budi mulia mbela mbelain datang (kebetulan mas huda ini dulu juga nyantri di ppbm).
Buku ini merupakan buku motivasi yang diperkuat oleh catatan-catatan kehidupan mas huda sendiri. Cerita pengalaman hidup beliau inilah yang membuat buku ini sangat membumi, sehingga sangat menggugah dan menginspirasi. Gabungan antara nuansa semangat, agamis, realitas, terasa kental menyatu.
Salah satu hal yang cukup menarik adalah cerita ketika beliau lulus kuliah, kemudian memutuskan untuk nikah walaupun belum punya pekerjaan. Idealismenya yang kuat mendorongnya untuk menolak tawaran menjadi dosen dan tawaran menjadi pegawai Pertamina. Karena sudah menikah, setelah sekian lama tinggal di rumah ortunya dan mertuanya, beliau dan istrinya kemudian 'diusir'. Tapi, justru di sinilah titik baliknya. Beliau masuk ke Jawa Pos. Sebagai lulusan elektro ugm tercepat cumlaude, beliau tidak merasa gengsi bekerja kasar. Teladan beliau adalah Ali bin Abi Tholib. Ali adalah orang yang luar biasa cerdas, tapi bekerja menjadi kuli pasar. Pengalaman pengalaman inilah yang mengajarkan ketulusan, kesungguhan, dan sejuta pelajaran hidup yang lain yang membentuk seorang Huda.
Ada tiga kata yang cukup menarik yang tertulis dalam kaos yang diberikan sebagai souvenir di acara peluncuran buku itu. Mungkin kata-kata ini juga bisa mewakili apa yang ditulis oleh mas huda di buku luar biasa ini. Tiga kata itu adalah: tulus fokus tembus
Di stand penjualan, saya beli dua. Satu mau saya kirim untuk sahabat saya udi samanhudi yang sekarang jadi dosen bahasa inggris Untirta, Banten, dan satu lagi untuk Pak Adin, paklik saya yang sekarang menjadi asisten manager di hotel aston, maluku. Mudah2an buku ini bisa membantu perjuangan luar biasa mereka
Comments
perlu dicari nih