Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2010

Lagu anak

Dari tadi pagi, radio di rumah saya saya pasang untuk mendengakan radio rama fm. Kalau tidak salah, sejak sekitar jam 8 tadi, acaranya adalah dunia anak. Isinya adalah tips tips untuk anak-anak, doa sehari-hari, lagu anak, dan lain-lain. Saya pengen anak saya, Dzaki, terbiasa dengan hal-hal yang islami dan yang sesuai usianya. Akhir-akhir ini, posisi radio sudah begitu tergeser oleh televisi. Bahkan di rumah saya sendiri, hanya saya yang betah mlanjer radio. Saya mengira di rumah-rumah lain pasti tidak jauh berbeda. Saya berani mengatakan hampir seratus persen yakin bahwa sekarang televisi menjadi bagian penting (jika tidak ingin dikatakan terpenting) dari hidup masyarakat. Oleh karena itu, tidak salah jika gaya hidup mereka kini sangat dipengaruhi oleh apa yang disajikan televisi. Mulai dari gaya berbicara, berpakaian, sampai konsumsi mereka. Yang paling menyedihkan adalah anak-anak. Mau tidak mau, terpaan pengaruh televisi pun pasti akan mereka terima. Hal yang baru rame ramenya di d

Pelegalan judi

Ketika nonton tv one semalam, ada satu diskusi yang terus terang membuat saya agak gerah, yaitu tentang pelegalan judi. Logika yang dipakai oleh narasumber adalah bahwa kita tidak usah munafik. Kita melarang prostitusi, tapi nyatanya prostitusi juga tetap ada. Kita melarang merokok, tapi nyatanya merokok juga tetap jalan. Karena tetap ada walau dilarang, menurut beliau, harusnya tetap saja diperbolehkan, tapi dilokalisasi. Logika tersebut kemudian juga diterapkan untuk judi. Secara sosiologis, itu memang benar. Tapi, secara logika orang beragama, itu tidak bisa dibenarkan. Bahkan kalau memang mau konsisten, bahkan orang awam pun pasti akan sepakat bahwa semua tatanan akan rusak oleh logika itu. Kalau pakai logika itu, maka orang mencuri harusnya juga diperbolehkan. Toh walau dilarang tetap ada. Selain itu, orang memperkosa juga diperbolehkan. Toh walau dilarang tetap ada. Intinya, mencuri, membunuh, memperkosa, menipu, korupsi, semua harus dilegalkan, karena walau dilarang itu tetap ad