Kalau kita menyebut 2009, apalagi yang terbayang kalau bukan pemilu, yang katanya merupakan pesta akbar demokrasi di Indonesia. Menjelang 2009 ini, beberapa partai sudah mulai ambil ancang-ancang. Partai-partai yang duluan ada, (yang saya tau) seperti PKS, PAN, dan lain-lain sudah bikin rencana dan sudah mulai bergerilya. Partai-partai baru, belakangan ini mulai muncul di jalan-jalan raya.
Beberapa waktu yang lalu, ketika saya ke Gunung Kidul, di sepanjang jalan ada bendera warna merah bergambar matahari, partai Matahari Bangsa. Kemarin, pas mau ke kampus bareng ma konvoinya partai banteng muda. Tadi, pas mau ke UGM, di sepanjang jalan lihat bendera PKNU.
Kalau dalam pandangan saya, partai yang ada sekarang sudah menjadi sebuah mata pencaharian bagi orang-orang yang kemudian bergelar 'wakil rakyat'. Komoditasnya tidak lain dan tidak bukan adalah rakyat, terutama rakyat kecil yang gampang 'ditipu' dengan iming-iming janji dan duit 10.000.
Politiiiiik... politik. Harusnya bikin rakyat jadi enak dan nyaman, karena kebutuhannya sudah dijamin oleh yang mewakili mereka. Tapi.. nyatanya mereka hanya dimanfaatkan saja suaranya, yang baru ditengok oleh 'wakil-wakil mereka' pas mau pemilu saja. Kalau gini caranya, saya makin mantap untuk besok tidak akan milih partai apapun, walaupun saya tetep akan datang ke TPS (belajar dari pengalaman dulu, saya ndak mau nyoblos, e... malah didatengi ma pak dukuh ke rumah. Hehe).
Beberapa waktu yang lalu, ketika saya ke Gunung Kidul, di sepanjang jalan ada bendera warna merah bergambar matahari, partai Matahari Bangsa. Kemarin, pas mau ke kampus bareng ma konvoinya partai banteng muda. Tadi, pas mau ke UGM, di sepanjang jalan lihat bendera PKNU.
Kalau dalam pandangan saya, partai yang ada sekarang sudah menjadi sebuah mata pencaharian bagi orang-orang yang kemudian bergelar 'wakil rakyat'. Komoditasnya tidak lain dan tidak bukan adalah rakyat, terutama rakyat kecil yang gampang 'ditipu' dengan iming-iming janji dan duit 10.000.
Politiiiiik... politik. Harusnya bikin rakyat jadi enak dan nyaman, karena kebutuhannya sudah dijamin oleh yang mewakili mereka. Tapi.. nyatanya mereka hanya dimanfaatkan saja suaranya, yang baru ditengok oleh 'wakil-wakil mereka' pas mau pemilu saja. Kalau gini caranya, saya makin mantap untuk besok tidak akan milih partai apapun, walaupun saya tetep akan datang ke TPS (belajar dari pengalaman dulu, saya ndak mau nyoblos, e... malah didatengi ma pak dukuh ke rumah. Hehe).
Comments