SUKSES.... Sebuah kata sedehana yang hanya terdiri dari 6 huruf, tapi membuat hampir semua orang melakukan berbagai macam cara untuk mendapatkannya. Merriam-Webster dictionary mendefinisikan enam huruf ini sebagai (1) the fact of getting or achieving wealth, respect, or fame, atau (2) the correct or desired result of an attempt, atau (3) someone or something that is successful.
Yang menarik adalah bahwa setiap orang di dunia ini ingin sukses, tapi tidak semua orang sepakat dengan definisi tersebut, setiap orang akan punya definisi sukses masing-masing. Ada orang yang mendefinisikan sukses ketika senantiasa mendapatkan juara atau penghargaan di manapun posisi dia. Ada juga orang yang mendefinisikan sukses adalah ketika bisa mendapatkan uang cukup dan bisa punya banyak waktu bersama keluarga. Orang lain mungkin akan mendefiniskan berbeda dari dua definisi tadi. Barangkali ketika pertanyaan tentang definisi sukses ini ditanyakan kepada 10 kepala, maka akan ada 10 definisi kesuksesan.
Dalam istilah organisasi, definisi kesuksesan ini adalah sebuah visi setiap individu. Visi ini tertanam dan akan mewarnai setiap langkah-langkah dan pilihan hidupnya.
Pertanyaan selanjutnya adalah: apakah setiap orang mencapai kesuksesan yang mereka idamkan?
Jawabannya adalah TIDAK. Tidak semua orang mencapai kesuksesan yang mereka idamkan. Banyak orang yang tidak mencapai sukses dalam hidupnya karena dia justru sibuk dengan distraktor-distraktor yang mengganggu langkahnya menuju kesuksesan. Distraktor yang dimaksud di sini adalah apapun yang bisa membuat perhatian seseorang teralihkan dari apa yang seharusnya paling harus dia lakukan. Misalnya seorang yang mengerjakan tesis, kemudian membuka internet untuk mencari bahan tesisnya, tapi kemudian membuka satu tab facebook atau plurk atau twitter, tapi justru malah asyik dengan facebook dan kawan-kawannya. Dalam kasus ini, hal utama yang harus dia lakukan adalah menyelesaikan tesisnya, sedangkan facebook dan kawan-kawannya adalah distraktor-distraktor.
Celakanya, saat ini banyak sarana yang potensial jadi distraktor seseorang untuk menggapai suksesnya dan orang cenderung tidak menganggap itu sebagai distraktor. Contoh yang paling umum dimiliki adalah handphone. HP ini bisa mengganggu dan mendistraksi seseorang ketika seseorang sedang sibuk dan konsentrasi bekerja. Dan sialnya, ketika distraksi itu datang, jarang yang menyadari itu sebagai distraksi dan dalam beberapa saat setelah distraksi itu terinisiasi, seseorang justru tenggelam di dalamnya. Awalnya cuma mendapatkan whatsapp dari seorang kawan berisi lelucon, tapi kemudian terbersit ide untuk mengkopi lelucon itu dan membroadcastnya ke grup whatsapp yg diikutinya, dan juga membuka facebook dan twitter dan memasang lelucon itu di statusnya. Seketika kemudian banyak orang menanggapi lelucon tersebut dan akhirnya dia benar-benar tenggelam dalam distraktor tersebut. Sibuk menanggapi komentar di whatsapp dan facebook.
Orang yang ingin sukses adalah orang yang bisa fokus pada tujuan penting hidupnya, karena fokus bisa membuat sesuatu yang susah jadi mudah, yang tidak mungkin akan jadi lebih mungkin, dan lebih mungkin jadi mungkin. Orang yang sukses bukan hanya orang yang tahu WHEN TO START, tapi juga tahu WHEN TO STOP. Dia tahu kapan harus memulai mengerjakan sesuatu, dan dia tahu kapan harus berhenti dari sesuatu. Untuk mendapatkan kesuksesan, seseorang harusnya bisa merancang to-do, doing, dan done works-nya (termasuk deadline-nya), sehingga dia bisa memprioritaskan pekerjaan-pekerjaan penting yang seharusnya dia lakukan. Dengan mencatat to-do, doing, dan done, maka dia bisa merancang dan mengatur hidupnya, termasuk salah satunya adalah apa yang harus dia lakukan ketika distraktor itu datang. Boleh saja dia menanggapi sebentar distraktor yang datang kepadanya, tapi ketika memang masih banyak to-do dan doing-nya, maka dia harus mampu berkata STOP agar semakin banyak hal yang berpindah dari doing ke done...
Semoga bermanfaat, terutama bagi diri saya sendiri.... Aamiin....
Yang menarik adalah bahwa setiap orang di dunia ini ingin sukses, tapi tidak semua orang sepakat dengan definisi tersebut, setiap orang akan punya definisi sukses masing-masing. Ada orang yang mendefinisikan sukses ketika senantiasa mendapatkan juara atau penghargaan di manapun posisi dia. Ada juga orang yang mendefinisikan sukses adalah ketika bisa mendapatkan uang cukup dan bisa punya banyak waktu bersama keluarga. Orang lain mungkin akan mendefiniskan berbeda dari dua definisi tadi. Barangkali ketika pertanyaan tentang definisi sukses ini ditanyakan kepada 10 kepala, maka akan ada 10 definisi kesuksesan.
Dalam istilah organisasi, definisi kesuksesan ini adalah sebuah visi setiap individu. Visi ini tertanam dan akan mewarnai setiap langkah-langkah dan pilihan hidupnya.
Pertanyaan selanjutnya adalah: apakah setiap orang mencapai kesuksesan yang mereka idamkan?
Jawabannya adalah TIDAK. Tidak semua orang mencapai kesuksesan yang mereka idamkan. Banyak orang yang tidak mencapai sukses dalam hidupnya karena dia justru sibuk dengan distraktor-distraktor yang mengganggu langkahnya menuju kesuksesan. Distraktor yang dimaksud di sini adalah apapun yang bisa membuat perhatian seseorang teralihkan dari apa yang seharusnya paling harus dia lakukan. Misalnya seorang yang mengerjakan tesis, kemudian membuka internet untuk mencari bahan tesisnya, tapi kemudian membuka satu tab facebook atau plurk atau twitter, tapi justru malah asyik dengan facebook dan kawan-kawannya. Dalam kasus ini, hal utama yang harus dia lakukan adalah menyelesaikan tesisnya, sedangkan facebook dan kawan-kawannya adalah distraktor-distraktor.
Celakanya, saat ini banyak sarana yang potensial jadi distraktor seseorang untuk menggapai suksesnya dan orang cenderung tidak menganggap itu sebagai distraktor. Contoh yang paling umum dimiliki adalah handphone. HP ini bisa mengganggu dan mendistraksi seseorang ketika seseorang sedang sibuk dan konsentrasi bekerja. Dan sialnya, ketika distraksi itu datang, jarang yang menyadari itu sebagai distraksi dan dalam beberapa saat setelah distraksi itu terinisiasi, seseorang justru tenggelam di dalamnya. Awalnya cuma mendapatkan whatsapp dari seorang kawan berisi lelucon, tapi kemudian terbersit ide untuk mengkopi lelucon itu dan membroadcastnya ke grup whatsapp yg diikutinya, dan juga membuka facebook dan twitter dan memasang lelucon itu di statusnya. Seketika kemudian banyak orang menanggapi lelucon tersebut dan akhirnya dia benar-benar tenggelam dalam distraktor tersebut. Sibuk menanggapi komentar di whatsapp dan facebook.
Orang yang ingin sukses adalah orang yang bisa fokus pada tujuan penting hidupnya, karena fokus bisa membuat sesuatu yang susah jadi mudah, yang tidak mungkin akan jadi lebih mungkin, dan lebih mungkin jadi mungkin. Orang yang sukses bukan hanya orang yang tahu WHEN TO START, tapi juga tahu WHEN TO STOP. Dia tahu kapan harus memulai mengerjakan sesuatu, dan dia tahu kapan harus berhenti dari sesuatu. Untuk mendapatkan kesuksesan, seseorang harusnya bisa merancang to-do, doing, dan done works-nya (termasuk deadline-nya), sehingga dia bisa memprioritaskan pekerjaan-pekerjaan penting yang seharusnya dia lakukan. Dengan mencatat to-do, doing, dan done, maka dia bisa merancang dan mengatur hidupnya, termasuk salah satunya adalah apa yang harus dia lakukan ketika distraktor itu datang. Boleh saja dia menanggapi sebentar distraktor yang datang kepadanya, tapi ketika memang masih banyak to-do dan doing-nya, maka dia harus mampu berkata STOP agar semakin banyak hal yang berpindah dari doing ke done...
Semoga bermanfaat, terutama bagi diri saya sendiri.... Aamiin....
Comments
Di situ ada penelitian jangka panjang dari berbagai hasil percobaan spontan di subjek berupa karyawan pembuat kandang hewan.
Si A, orang yang biasa mengerjakan pembuatan kandang hewan, dan kadang berhenti sejenak, untuk berhenti menanggapi email/telpon balesin tanggapan client.
Si B, orang yang fokus menyelesaikan pembuatan kandang hewan tersebut sampai selesai, kemudian baru menanggapi email/telpon dari client.
Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa kebanyakan orang yang tipenya seperti si B adalah orang yang sukses.
Orang sukses tau WHEN TO STOP itu bener, pak :D sesuai dengan apa yang ditayangkan di acara tersebut. Akan tetapi, dia fokus mengerjakan apa yang ingin dia capai untuk hari ini (to-do-list saat ini), baru melanjutkan pekerjaan yang baru setelah pekerjaan sekarang selesai.
Dia tau kapan mesti berhenti ketika ia merasa bahwa yang saya lakukan ini cukup untuk apa yang ingin ia capai untuk hari ini. Nah, berarti mesti punya target sekarang (jangka pendek), dan target ke depan (jangka panjang), apa yang pengen dia raih hari ini dikerjakan...
...dan fokus (dalam artian tidak sebentar-sebentar kerja, sebentar-sebentar nelpon/sms/chating, sebentar-sebentar buka web jejaring sosial, baru lanjut kerja lagi)
ketika sudah selesai, baru berhenti melanjutkan aktifitas yang lain :D
*sama seperti dicontohkan di acara The Number Games tersebut.