Dari tadi pagi, radio di rumah saya saya pasang untuk mendengakan radio rama fm. Kalau tidak salah, sejak sekitar jam 8 tadi, acaranya adalah dunia anak. Isinya adalah tips tips untuk anak-anak, doa sehari-hari, lagu anak, dan lain-lain. Saya pengen anak saya, Dzaki, terbiasa dengan hal-hal yang islami dan yang sesuai usianya.
Akhir-akhir ini, posisi radio sudah begitu tergeser oleh televisi. Bahkan di rumah saya sendiri, hanya saya yang betah mlanjer radio. Saya mengira di rumah-rumah lain pasti tidak jauh berbeda. Saya berani mengatakan hampir seratus persen yakin bahwa sekarang televisi menjadi bagian penting (jika tidak ingin dikatakan terpenting) dari hidup masyarakat.
Oleh karena itu, tidak salah jika gaya hidup mereka kini sangat dipengaruhi oleh apa yang disajikan televisi. Mulai dari gaya berbicara, berpakaian, sampai konsumsi mereka.
Yang paling menyedihkan adalah anak-anak. Mau tidak mau, terpaan pengaruh televisi pun pasti akan mereka terima. Hal yang baru rame ramenya di desa saya adalah facebook di kalangan anak2 SD (padahal kan belum boleh? Usia minimal pengguna facebook adalah 13 tahun). Mereka terdorong untuk menggunakan facebook ternyata karena di televisi sering ada iklan atau berita tentang facebook. Mereka kemudian ke warnet hanya untuk facebookan. Karena di warnet yang tertutup dan tidak didampingi, tidak jarang yang kemudian terjerumus untuk melihat pornografi. Bahkan hanya agar bisa facebookan, ada yang sampai mencuri. Sungguh efek domino yang luar biasa.
Selain itu, nyanyian anak-anak pun bukan lagi sesuai dengan usia mereka. Kenapa? Lagi-lagi televisi memegang supremasinya. Televisi sekarang hanya menayangkan lagu-lagu dewasa. Alhasil, anak-anak sekarang HANYA tahu lagu2nya Peter Pan, Ungu, D'Masiv, dan lain-lain.
Menyadari hal ini, saya merasa sangat beruntung. Di jaman saya, tayangan televisi belumlah sedemikian bebas, pakaian yang muncul di televisi masih sopan-sopan. Di samping itu, masih banyak lagu anak-anak yang menemani rengeng-rengeng kita. Ada bondan prakoso dengan si lumba-lumba, ada enno lerian dengan semut-semut kecil, ada si susan dan kak ria enes dengan semut dan kodok, dan lain-lain.
Ketika generasi sekarang memasrahkan hidup mereka pada televisi, ah, sungguh kasihan....
Sayang, haruskah televisi di rumah kita kita jual?
Akhir-akhir ini, posisi radio sudah begitu tergeser oleh televisi. Bahkan di rumah saya sendiri, hanya saya yang betah mlanjer radio. Saya mengira di rumah-rumah lain pasti tidak jauh berbeda. Saya berani mengatakan hampir seratus persen yakin bahwa sekarang televisi menjadi bagian penting (jika tidak ingin dikatakan terpenting) dari hidup masyarakat.
Oleh karena itu, tidak salah jika gaya hidup mereka kini sangat dipengaruhi oleh apa yang disajikan televisi. Mulai dari gaya berbicara, berpakaian, sampai konsumsi mereka.
Yang paling menyedihkan adalah anak-anak. Mau tidak mau, terpaan pengaruh televisi pun pasti akan mereka terima. Hal yang baru rame ramenya di desa saya adalah facebook di kalangan anak2 SD (padahal kan belum boleh? Usia minimal pengguna facebook adalah 13 tahun). Mereka terdorong untuk menggunakan facebook ternyata karena di televisi sering ada iklan atau berita tentang facebook. Mereka kemudian ke warnet hanya untuk facebookan. Karena di warnet yang tertutup dan tidak didampingi, tidak jarang yang kemudian terjerumus untuk melihat pornografi. Bahkan hanya agar bisa facebookan, ada yang sampai mencuri. Sungguh efek domino yang luar biasa.
Selain itu, nyanyian anak-anak pun bukan lagi sesuai dengan usia mereka. Kenapa? Lagi-lagi televisi memegang supremasinya. Televisi sekarang hanya menayangkan lagu-lagu dewasa. Alhasil, anak-anak sekarang HANYA tahu lagu2nya Peter Pan, Ungu, D'Masiv, dan lain-lain.
Menyadari hal ini, saya merasa sangat beruntung. Di jaman saya, tayangan televisi belumlah sedemikian bebas, pakaian yang muncul di televisi masih sopan-sopan. Di samping itu, masih banyak lagu anak-anak yang menemani rengeng-rengeng kita. Ada bondan prakoso dengan si lumba-lumba, ada enno lerian dengan semut-semut kecil, ada si susan dan kak ria enes dengan semut dan kodok, dan lain-lain.
Ketika generasi sekarang memasrahkan hidup mereka pada televisi, ah, sungguh kasihan....
Sayang, haruskah televisi di rumah kita kita jual?
Comments
Saya memiliki banyak koleksi lagu pendidikan anak .
Beberapa menggunakan bahasa Inggris.
Sudah ada 30 an lagu dan sudah dipakai di Paud dan TK seluruh Indonesia.
Kalau anda butuh lagu anak-anak anda bisa
Klik: http://www.lagu2anak.blogspot.com
ds