Skip to main content

Tips memulai riset - mencari topik dan literatur

Ketika kita mau mendorong sebuah mobil, maka tahap yang paling susah adalah ketika mulai mendorong dan belum bergerak. Ketika mobil sudah bergerak, maka tenaga yang diperlukan tidak sebanyak sebelum bergerak. Dalam banyak hal di hidup kita, memulai biasanya juga merupakan tahap yang paling susah, termasuk dalam urusan riset. Banyak hal yang membuat kita bimbang: topik apa? harus mulai belajar darimana? dan sebagainya.

Kebimbangan pertama: mencari topik

Untuk mencari topik, kita bisa memulai dengan mencari kata kunci yang saat ini sedang trend di dunia. Pencarian ini tentu saja bergantung pada bidang yang anda tekuni. Apabila anda adalah orang social science, maka riset anda bisa dimulai dari permasalahan yang menurut anda penting dan kira-kira bisa anda cari solusinya. Jika anda bingung, bisa mencoba memulai dari google trend (http://www.google.com/trends/?geo=ID) atau mencari trending topik di twitter, atau juga dengan skimming judul-judul berita di situs-situs berita. Atau juga dengan diskusi dengan orang yang anda anggap kapabel di bidang anda.

Jika anda adalah orang informatika, anda bisa memulai dari situs-situs semacam IEEEXplore (http://ieeexplore.ieee.org/Xplore/home.jsp). Di sana ditampilkan trending topic sekaligus juga kata yang paling banyak dicari oleh orang akhir-akhir ini.

Kenapa memulai dari yang tren? Apakah kita harus ikut arus? Meneliti topik yang sedang tren berarti kita akan diuntungkan dengan paling tidak dua hal: (1) Topik itu masih banyak dicari orang, sehingga kelak ketika kita publikasi, peluang ilmu kita terpakai lebih besar (2) Kita akan cenderung lebih mudah mencari literatur, sehingga proses riset kita bisa lebih lancar.

Kebimbangan kedua: mencari literatur

Setelah topik ditemukan, biasanya permasalahan yang selanjutnya dihadapi adalah mencari, membaca, dan memahami literatur. Biasanya pencarian literatur dilakukan melalui mesin pencari. Dengan cara ini, permasalahan yang dihadapi adalah bahwa kebanyakan (atau beberapa) literatur yang ditemukan tersebut berbayar. Kalau kita kuliah di luar negeri, kebanyakan kampus di luar berlangganan banyak jurnal, sehingga kita bisa bebas mengunduh artikel-artikel yang dibutuhkan. Akan tetapi karena harganya mahal, hanya sedikit kampus di Indonesia yang mampu berlangganan. Alternatifnya bisa melalui PNRI (Perpustakaan Nasional Republik Indonesia) - http://e-resources.perpusnas.go.id/index.php atau dengan mencari sendiri di google, tapi dengan melakukan sedikit trik sebagai berikut:

Misal kita ingin mencari paper-paper tentang "profilometry", maka ketika mencari di google, jangan langsung mengetikkan kata kunci tersebut, tapi di depannya kita tambah dengan "filetype:pdf". Penambahan kata kunci ini akan membuat hasil pencarian kita langsung mengarah pada artikel-artikel PDF yang bisa langsung kita unduh. Pada gambar berikut, anda bisa perhatikan bahwa hasilnya adalah file-file yang tipe-nya PDF dan bisa langsung kita unduh. Perhatikan bahwa hasil pertama tidak diawali dengan [pdf]. ini berarti bahwa konten itu berbayar. Jika anda mau cara ekonomis, silakan klik hasil-hasil yang diawali dengan [pdf] saja.


Saking banyaknya file yang ditemukan, mungkin kita akan bingung mana yang harus diunduh dan dibaca. Ngunduh sih gampang, bacanya itu yang susah. Hahaha.... hmm... beberapa tips berikut mungkin bisa digunakan:

1. Mulailah dengan skimming judul-judul yang ada di sana. Unduhlah judul-judul yang kira-kira menarik atau relevan.
2. Jika belum klik alias tidak bisa mendapatkan sense sehingga bingung mana yang menarik, relevan, dan harus diunduh, mulailah dari melihat sitasi dari paper tersebut. Pada contoh gambar di atas, paper kedua disitasi oleh 1596 paper lain (bagian cited by). Unduhlah paper-paper seperti ini, yang mempunyai sitasi banyak terlebih dahulu.
3. Jangan hanya berhenti di tab pertama (gambar di bawah). Mungkin google sudah punya algoritma agar pencarian yang paling relevan dengan kita ada di halaman depan. Tapi percayalah, untuk urusan riset, mungkin anda akan menemukan yang menarik di tab ke-15 atau 25.

Setelah mengunduh paper-paper terpilih, saatnya untuk mulai membaca. Untuk menajamkan insting, lebih baik mengubah nama file dari paper yang telah diunduh sesuai dengan judulnya. Dengan demikian, kita bisa melakukan skimming lagi hanya dari judul-judulnya (hal ini juga bisa dilakukan dengan menggunakan software seperti Mendeley. Mendeley secara otomatis akan mendeteksi judul dan informasi lain dari paper yang kita punya). Contoh yang saya punya adalah seperti ditampilkan di gambar berikut.



Jika langkah ini sudah dilakukan, maka sebelum membaca satu demi satu, kita bisa membuka explorer (windows) atau Finder (mac) di folder tempat kita menaruh paper-paper yang sudah diunduh dan diganti nama file-nya. Lalu mulailah dengan membaca judulnya satu demi satu. Catatlah informasi-informasi penting yang bisa di-ekstrak dari judul yang ada.

Kebimbangan selanjutnya: membaca dan memahami

Langkah selanjutnya adalah membaca. Bagi yang sudah menguasai bidang riset tersebut, maka membaca adalah hal yang tidak terlalu susah. Tapi bagi yang baru memulai, biasanya akan mengalami kesusahan. Bagi yang baru, bacalah bagian-bagian penting dari papernya saja (abstrak, pendahuluan, kesimpulan, dan grafik-grafik serta angka-angka di pembahasan). Catatlah informasi penting dari bagian-bagian itu. Untuk tahap ini, jangan terlalu khawatir dengan pengetahuan kita tentang istilah-istilah teknis di paper tersebut. Yang penting catat dulu. Salah satu contoh catatan yang saya buat untuk riset saya dulu adalah sebagai berikut:


Setelah catatan sudah kita buat, maka kita bisa melihat mana dulu yang harus dipelajari. Dalam contoh yang saya buat, sepertinya Fourier transform dan Phase Shift menarik untuk dipelajari, karena object yang digunakan adalah objek nyata dan bukan smooth surface. Untuk mempelajari, mungkin sedikit tips ini akan membantu juga:
1. Ambil kata kuncinya, lalu ketikkan di google. Kalau menemukan artikel wikipedia atau tutorial atau slide, mulailah dari sana. Pengalaman saya, untuk teori-teori yang belum kita kuasai, jangan memulai membaca dari paper.
2. Jika ada kuliah atau tutorial di youtube, mulailah dari sana.

Setelah tahap ini dilalui, maka ucapkanlah pada diri anda sendiri:

SELAMAT DATANG DI DUNIA RISET.

Comments

Asri said…
topik n problem udh ada, ilmu n inspirasinya yg belum nyampe, gmna doong??

*edisi orang social science disuruh buat riset informatika, makin bimbang

Anyway thanks for the tips Pakar :D
Sepertinya kunci utamanya adalah bersabar. Terus belajar dan berdiskusi dengan temen yang tahu tentang hal yang dipelajari. Dulu ketika riset tentang 3D Profilometry juga bingung banget. Harusnya orang belajar 1D signal processing, lalu 2D, baru 3D. Ini belum apa2 langsung melompat 3D. Hahahaa.. alhamdulillah setelah berjalan beberapa lama bisa paham dan nyaman belajarnya. Semoga membantu

Popular posts from this blog

Find JIRA issues mentioned in Confluence Page

I have been walking through a lot of pages in internet but have not found any answer except one. However, the answer is not complete, so I will share my experience here. This feature is very useful, especially to summarize the issues found during certain tests, where the tests are reported in a confluence page. I found that there are so many questions about this, but Atlassian seems does not want to bother with this request. I found one way to do this by the following tricks Take one JIRA issue that related to the target confluence page (in this case, say it is GET-895) Find the global ID of a JIRA issue: http://bach.dc1.scram.com:8080/rest/api/latest/issue/GET-895/remotelink It will show the JSON like this: [{"id":28293,"self":"http://bach.dc1.scram.com:8080/rest/api/latest/issue/GET-895/remotelink/28293","globalId":"appId=662e1ccf-94da-3121-96ae-053d90587b29&pageId=105485659","application":{

If and For in Wolfram Mathematica (with examples)

IF Condition in Wolfram Mathematica The syntax is as follows xxxxxxxxxx If [ condition , what to do if true , what to do if false ] Some examples Example 1. Simple command x x = - 3 ; If [ x < 0 , - x , x ] 3 Example 2. If condition in a function abs [ x_ ] := If [ x < 0 , - x , x ] abs /@ { - 3 , 2 , 0 , - 2 } { 3 , 2 , 0 , 2 }   For in Wolfram Mathematica The syntax is as follows For [ start , test , inc , what to do ] Some examples Example 1. Simple Loop xxxxxxxxxx For [ i = 0 , i < 4 , i ++, Print [ i ]] 0 1 2 3 Example 2. Another simple loop For [ i = 10 , i > 0 , i --, Print [ i ]] 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 Example 3. Print list a = { 10 , 3 , 9 , 2 } For [ i = 1 , i < 5 , i ++, Print [ a [[ i ]]]] 10 3 9 2  

Mininet/Containernet Problem: Exception: Error creating interface pair (s2-eth5,s3-eth1): RTNETLINK answers: File exists

If you did not shut down the previous running mininet/containernet network (e.g. if you lose your connection to remote server), you will got the following error when you try to rerun your mininet network Traceback (most recent call last): File "./mynet.py", line 31, in <module> net.addLink(d2, s1) File "build/bdist.linux-x86_64/egg/mininet/net.py", line 403, in addLink File "build/bdist.linux-x86_64/egg/mininet/link.py", line 430, in __init__ File "build/bdist.linux-x86_64/egg/mininet/link.py", line 474, in makeIntfPair File "build/bdist.linux-x86_64/egg/mininet/util.py", line 202, in makeIntfPair Exception: Error creating interface pair (d2-eth0,s1-eth2): RTNETLINK answers: File exists In order to solve the problem, you need to clean up the previous running topology by using the following command sudo mn -c It will clean up all your cache. It will be something like this $ sudo mn -c *** Re