Pada saat menulis tulisan ini, ini adalah tahun ketiga saya berada di Malaysia sebagai pelajar di Universiti Teknologi PETRONAS. Dan kurban kali ini adalah kurban kedua saya di Malaysia.
Saya pengen membandingkan antara kurban di Indonesia dengan kurban di Indonesia:
#1. Harga hewan kurban VS Upah minimum regional
Pada tahun ini, di Malaysia, harga hewan kurban yaitu 400 ringgit, ada juga yang 450 ringgit. Di Indonesia, harga hewan kurban berkisar antara 1,4 juta sampai 1,6 juta (bisa juga lebih).
Kalau harga hewan kurban ini dibandingkan dengan upah minimum, maka harga jual kurban di Indonesia sudah tidak terjangkau lagi oleh upah minimum. Untuk tahun 2012, upah minimum rata-rata propinsi di Indonesia (sumber) adalah: Rp. 1,146,574.94 (berarti harga jual hewan kurban yang paling rendah adalah 122% dari upah minimum). Sedangkan di Malaysia, upah minimum untuk daerah peninsular (sumber) adalah RM. 900 (berarti harga jual hewan kurban yang paling rendah adalah 44% dari upah minimum).
#2. Pembagian daging kurban
Di Malaysia, atau paling tidak di masjid2 sekitar tempat saya, pembagian daging kurban dilakukan dengan cara yang cukup simpel, tapi teratur. Panitia kurban membagi daging dalam kantong-kantong plastik sebanyak jumlah keluarga yang ada di sekitar masjid/surau. Salah satu anggota keluarga dari rumah-rumah sekitar datang ke masjid/surau untuk mengambil hewan kurban. Begitu panitia selesai membungkus, maka diumumkan bahwa daging sudah siap, dan yang hadir diminta mengambil satu-satu. Yang hadir pun mengambil secara tertib dan bener-bener mengambil satu-satu, tidak ada yang diam-diam mengambil dua atau lebih. Kelemahannya adalah: ketika misal pada waktu pembagian tidak ada anggota keluarga yang datang ke surau/masjid, maka keluarga itu tidak dapat jatah (kebetulan tetangga sebelah juga tidak kebagian karena tidak ada yg datang ke surau).
Di Indonesia, sering sekali kita lihat di televisi, banyak orang yang jadi korban karena terinjak-injak atau pingsan terdesak ketika mengambil daging kurban. Oleh karena itu, di beberapa tempat, panitia terkadang memilih untuk membagi daging dengan mengantarkan sendiri ke rumah-rumah.
#3. Hewan kurban
Di Malaysia, harga kambing jauh lebih mahal dari harga satu jatah kurban sapi. Seperti telah disebutkan sebelumnya, harga satu jatah sapi adalah sekitar 400 ringgit. Harga kambing rata-rata sekitar 600-an lebih. Akibatnya, sedikit sekali orang yang mau kurban kambing.
Di Indonesia, harga kambing bisa lebih murah dari satu jatah kurban sapi. Tentu saja tergantung jenis dan ukuran kambingnya. Maka, di Indonesia kambing juga masih diminati sebagai hewan kurban. Bahkan, beberapa kawan memanfaatkan momen idul adha ini untuk jualan kambing kurban. Dan, tentu saja untungnya lumayan. :D
Saya pengen membandingkan antara kurban di Indonesia dengan kurban di Indonesia:
#1. Harga hewan kurban VS Upah minimum regional
Pada tahun ini, di Malaysia, harga hewan kurban yaitu 400 ringgit, ada juga yang 450 ringgit. Di Indonesia, harga hewan kurban berkisar antara 1,4 juta sampai 1,6 juta (bisa juga lebih).
Kalau harga hewan kurban ini dibandingkan dengan upah minimum, maka harga jual kurban di Indonesia sudah tidak terjangkau lagi oleh upah minimum. Untuk tahun 2012, upah minimum rata-rata propinsi di Indonesia (sumber) adalah: Rp. 1,146,574.94 (berarti harga jual hewan kurban yang paling rendah adalah 122% dari upah minimum). Sedangkan di Malaysia, upah minimum untuk daerah peninsular (sumber) adalah RM. 900 (berarti harga jual hewan kurban yang paling rendah adalah 44% dari upah minimum).
#2. Pembagian daging kurban
Di Malaysia, atau paling tidak di masjid2 sekitar tempat saya, pembagian daging kurban dilakukan dengan cara yang cukup simpel, tapi teratur. Panitia kurban membagi daging dalam kantong-kantong plastik sebanyak jumlah keluarga yang ada di sekitar masjid/surau. Salah satu anggota keluarga dari rumah-rumah sekitar datang ke masjid/surau untuk mengambil hewan kurban. Begitu panitia selesai membungkus, maka diumumkan bahwa daging sudah siap, dan yang hadir diminta mengambil satu-satu. Yang hadir pun mengambil secara tertib dan bener-bener mengambil satu-satu, tidak ada yang diam-diam mengambil dua atau lebih. Kelemahannya adalah: ketika misal pada waktu pembagian tidak ada anggota keluarga yang datang ke surau/masjid, maka keluarga itu tidak dapat jatah (kebetulan tetangga sebelah juga tidak kebagian karena tidak ada yg datang ke surau).
Di Indonesia, sering sekali kita lihat di televisi, banyak orang yang jadi korban karena terinjak-injak atau pingsan terdesak ketika mengambil daging kurban. Oleh karena itu, di beberapa tempat, panitia terkadang memilih untuk membagi daging dengan mengantarkan sendiri ke rumah-rumah.
#3. Hewan kurban
Di Malaysia, harga kambing jauh lebih mahal dari harga satu jatah kurban sapi. Seperti telah disebutkan sebelumnya, harga satu jatah sapi adalah sekitar 400 ringgit. Harga kambing rata-rata sekitar 600-an lebih. Akibatnya, sedikit sekali orang yang mau kurban kambing.
Di Indonesia, harga kambing bisa lebih murah dari satu jatah kurban sapi. Tentu saja tergantung jenis dan ukuran kambingnya. Maka, di Indonesia kambing juga masih diminati sebagai hewan kurban. Bahkan, beberapa kawan memanfaatkan momen idul adha ini untuk jualan kambing kurban. Dan, tentu saja untungnya lumayan. :D
Comments