Skip to main content

Jurang kesiapan

Ilustrasi 1
Sejak SD dulu, setiap malam minggu saya selalu nglurug ngaji di desa istri saya. Ketika itu, saya melihat ada keluarbiasaan dalam semangat warga desa dalam melaksanakan agama. Masjid selalu penuh dengan anak muda, seusia saya (ketika itu), seadik saya, di atas saya, bapak-bapak, dan ibu-ibu. Semuanya semangat shalat 5 waktu di masjid. Selain itu, suasana sehari-hari juga sangat islami. Ibu-ibu dan remaja putri hampir semuanya berjilbab. Pengajian ada untuk semua level usia, mulai dari pengajian anak-anak, pra remaja, remaja, bapak-bapak, dan ibu-ibu. Dan semuanya ramai. Ah, indahnya suasana saat itu.

Akan tetapi, kini suasananya begitu berbeda. Masjid isinya sama dengan masjid yang lain. Hampir semuanya orang tua. Jilbab sudah mulai dilupakan orang. Pinjam istilahnya pak tifatul, si presiden pks, jilbab kini dianggap hanya selembar kain yang tidak perlu dipermasalahkan.

Pertanyaan: mengapa mereka begitu mudah dan siap menerima perubahan ke arah yang tidak baik itu? Dalam waktu yang relatif singkat pula.

Ilustrasi 2
Seorang guru TPA sedang galau, beliau yang sudah ngajar selama bertahun-tahun sejak beliau masin SMA, tiba-tiba dicurigai oleh orang tua santri. Santrinya pun kini bertambah semakin sedikit, karena sedikit orang tua yang mau menitipkan anaknya ke TPAnya.

Usut punya usut. Ternyata masalahnya sederhana. Orang tua mencurigai ustadz tersebut sudah masuk aliran macem-macem, hanya gara-gara ustadz itu berjenggot.

Pertanyaan: mengapa masyarakat justru mencurigai orang yang mau mengamalkan sunnah rasul? Mengapa mereka justru tidak siap dengan perubahan ke arah kebaikan?

itulah yang saya sebut sebagai jurang kesiapan. Di satu sisi, masyarakat dengan mudah, siap menerima kemaksiatan untuk masuk dan mendarah daging. Akan tetapi, di sisi lain mereka sulit menerima kebaikan, tidak siap dan bahkan justru menganggapnya asing dan mencurigakan.

kalau kita pakai istilahnya ustadz agus salim dalam pengajian malam selasa semalam, memang masyarakat sekarang banyak yang hatinya tidak sehat, sehingga perlu disehatkan dengan dakwah. Dakwah yang bisa menyadarkan kembali, dakwah yang bisa mencerahkan kembali. Bismillah.

Quote
dakwah bukanlah proses untuk cari massa sebanyak-banyaknya, tapi dakwah adalah suatu proses untuk menyehatkan hati dan memberikan kesadaran, kemudian mengkoordinir orang-orang yang sadar itu dalam sebuah gerakan yang sinergis.

Sent from my heart

Powered by silaturahim

Comments

Memang benar apa yang disampaikan Pak Arwan. Dakwah ternyata sangat penting. Tanpa dakwah, banyak orang awam yang akan semakin jauh dengan agamanya.
Selain itu, dakwah ternyata harus selalu memuat 2 hal: amar ma'ruf dan nahi mungkar. Keduanya tidak bisa dipisahkan. Apalagi nahi mungkar, sangat-sangat penting. Karena kita tahu bahwa kemungkaran itu lebih mudah menyebar dibanding ke"ma'ruf"an. Tanpa diperintah, orang akan gampang meniru kemungkaran. Dan resikonya, nahi mungkar itu akan lebih berat.

Popular posts from this blog

Find JIRA issues mentioned in Confluence Page

I have been walking through a lot of pages in internet but have not found any answer except one. However, the answer is not complete, so I will share my experience here. This feature is very useful, especially to summarize the issues found during certain tests, where the tests are reported in a confluence page. I found that there are so many questions about this, but Atlassian seems does not want to bother with this request. I found one way to do this by the following tricks Take one JIRA issue that related to the target confluence page (in this case, say it is GET-895) Find the global ID of a JIRA issue: http://bach.dc1.scram.com:8080/rest/api/latest/issue/GET-895/remotelink It will show the JSON like this: [{"id":28293,"self":"http://bach.dc1.scram.com:8080/rest/api/latest/issue/GET-895/remotelink/28293","globalId":"appId=662e1ccf-94da-3121-96ae-053d90587b29&pageId=105485659","application":{...

If and For in Wolfram Mathematica (with examples)

IF Condition in Wolfram Mathematica The syntax is as follows xxxxxxxxxx If [ condition , what to do if true , what to do if false ] Some examples Example 1. Simple command x x = - 3 ; If [ x < 0 , - x , x ] 3 Example 2. If condition in a function abs [ x_ ] := If [ x < 0 , - x , x ] abs /@ { - 3 , 2 , 0 , - 2 } { 3 , 2 , 0 , 2 }   For in Wolfram Mathematica The syntax is as follows For [ start , test , inc , what to do ] Some examples Example 1. Simple Loop xxxxxxxxxx For [ i = 0 , i < 4 , i ++, Print [ i ]] 0 1 2 3 Example 2. Another simple loop For [ i = 10 , i > 0 , i --, Print [ i ]] 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 Example 3. Print list a = { 10 , 3 , 9 , 2 } For [ i = 1 , i < 5 , i ++, Print [ a [[ i ]]]] 10 3 9 2  

Android studio in ubuntu - problem: 'tools.jar' seems to be not in Android Studio classpath. Please ensure JAVA_HOME points to JDK rather than JRE.

I love coding, especially Java. Because Android apps is written in Java, I would love to make one as well. Unfortunately, when I tried to install Android Studio on my Ubuntu yesterday, I got this error message: 'tools.jar' seems to be not in Android Studio classpath. Please ensure JAVA_HOME points to JDK rather than JRE. When I google on this error, there are so many websites and forums discuss about this error as well as the solutions. However, in linux (or ubuntu in my case), sometime we have different environment so that the solution will not always work (sometimes we have to do another thing before or after that solution). And this also happen in this case. Here are what I did then: 1. Know what exactly the problem is: the problem is that the JAVA_HOME in my system did not point to JDK. Instead, it points to a JRE. JRE can only be used to run java applications, not to build them. 2. Check the java path used by the system. In terminal, I typed the following: ...