Itu adalah pertama kalinya aku gagal dalam tes agama. Entah kenapa, aku sama sekali tidak percaya, teman-teman pun sama sekali tidak percaya. Tapi, percaya tidak percaya itulah yang terjadi.
Kira-kira, seperti inilah kronologis tes agama itu:
Dalam daftar, saya masuk urutan 4, akan tetapi, karena ada beberapa orang yang sudah jadi ibu-ibu dan ada beberapa yang sedang ada perlu penting, akhirnya mereka yang didahulukan (emang saya ndak ada perlu penting apa???). Kalau dihitung, saya jadi nomor 10.
Ketika saya masuk ke ruangan itu, inilah yang terjadi:
1. saya diminta buka quran. Kebetulan dapat Al-A'raf 32-34.
2. penguji meminta untuk mengartikan Al-A'raf 34: likulli ummatin ajal... dst. Saya bisa menjawab dan mengartikan semua, walaupun agak tidak lancar
3. penguji bertanya: "mengapa kok ummatin, bukan insanin??". Saya menjawab: tidak tahu (ini memang kebiasaan saya, dalam hal-hal tertentu terutama dalam masalah seperti ini, ketika saya ndak tahu, saya ndak mau asal nebak).
4. penguji bertanya: "njenengan sering qunut, mas??". Saya menjawab: "kalau witir, iya, pak...".
5. penguji bertanya lagi: "doanya apa?". Saya menjawab: "ndak mesti, pak. Tapi yang pasti, ndoakan orang tua, ndoakan muslimin muslimat, baru ndoakan diri sendiri".
6. penguji bertanya: "Qunut nazilahnya hapal??". Saya jawab: "Tidak hapal, pak...". Penguji bertanya: "Lho, kok ndak hapal ki piye?". Saya jawab: "Lha di Fiqh sunnah kan tidak dijelaskan doanya harus qunut nazilah. Dulu pernah dijelaskan oleh Ustadz Muhajir Arif bahwa doa di qunut witir bebas. Jadi saya ya doanya apa saja, asal bahasa arab".
7. (Sampai di sini, saya merasa penguji kelihatan kecewa)
8. Penguji yang satu lalu bertanya: "Kalau anda shalat, kenapa harus wudhu?". Saya jawab: "Ya karena kita mau menghadap yang maha suci, maka kita pun juga harus suci".
9. Penguji bertanya lagi: "Suci apanya?". Saya jawab: "Ya minimal suci badan, kalau bisa sekalian suci hati".
10. Penguji bertanya: "doa setelah wudhu apa?". Saya terbalik menjawab: "Allahummaj'alni minal mutathahhiriina waj'alnii....".
11. Penguji segera menyela: "Hei, itu yang kedua, ulangi, ulangi.....".
12. Saya ulangi doanya, dan bener.
13. Penguji meminta untuk mengartikan doa itu.
14. Saya jawab: "Ya Allah, jadikanlah aku sebagai orang yang taubat, dan jadikan aku sebagai orang yang bersih,dan jadikan aku termasuk hamba-hambaMu yang shalih.". (betul, kan??).
15. Penulis berkata: "Ya, berarti harus suci dua duanya: suci badan, suci hati. Yang suci hati yang doa mana?" saya jawab: "tawwabiin pak". "yang suci badan?" saya jawab "mutathahhiriin".
16. Ujian kemudian berakhir, dan saya keluar ruangan.
Yang jadi pertanyaan: kenapa nilai bacaan quran, praktek ibadah dan pemahaman keislaman saya merah??? ya walaupun ada yang tidak tahu, dan dalam mengartikan juga tidak lancar banget, tapi perasaan saya tidak parah-parah amat. Kenapa?? Kenapa??
Kira-kira, seperti inilah kronologis tes agama itu:
Dalam daftar, saya masuk urutan 4, akan tetapi, karena ada beberapa orang yang sudah jadi ibu-ibu dan ada beberapa yang sedang ada perlu penting, akhirnya mereka yang didahulukan (emang saya ndak ada perlu penting apa???). Kalau dihitung, saya jadi nomor 10.
Ketika saya masuk ke ruangan itu, inilah yang terjadi:
1. saya diminta buka quran. Kebetulan dapat Al-A'raf 32-34.
2. penguji meminta untuk mengartikan Al-A'raf 34: likulli ummatin ajal... dst. Saya bisa menjawab dan mengartikan semua, walaupun agak tidak lancar
3. penguji bertanya: "mengapa kok ummatin, bukan insanin??". Saya menjawab: tidak tahu (ini memang kebiasaan saya, dalam hal-hal tertentu terutama dalam masalah seperti ini, ketika saya ndak tahu, saya ndak mau asal nebak).
4. penguji bertanya: "njenengan sering qunut, mas??". Saya menjawab: "kalau witir, iya, pak...".
5. penguji bertanya lagi: "doanya apa?". Saya menjawab: "ndak mesti, pak. Tapi yang pasti, ndoakan orang tua, ndoakan muslimin muslimat, baru ndoakan diri sendiri".
6. penguji bertanya: "Qunut nazilahnya hapal??". Saya jawab: "Tidak hapal, pak...". Penguji bertanya: "Lho, kok ndak hapal ki piye?". Saya jawab: "Lha di Fiqh sunnah kan tidak dijelaskan doanya harus qunut nazilah. Dulu pernah dijelaskan oleh Ustadz Muhajir Arif bahwa doa di qunut witir bebas. Jadi saya ya doanya apa saja, asal bahasa arab".
7. (Sampai di sini, saya merasa penguji kelihatan kecewa)
8. Penguji yang satu lalu bertanya: "Kalau anda shalat, kenapa harus wudhu?". Saya jawab: "Ya karena kita mau menghadap yang maha suci, maka kita pun juga harus suci".
9. Penguji bertanya lagi: "Suci apanya?". Saya jawab: "Ya minimal suci badan, kalau bisa sekalian suci hati".
10. Penguji bertanya: "doa setelah wudhu apa?". Saya terbalik menjawab: "Allahummaj'alni minal mutathahhiriina waj'alnii....".
11. Penguji segera menyela: "Hei, itu yang kedua, ulangi, ulangi.....".
12. Saya ulangi doanya, dan bener.
13. Penguji meminta untuk mengartikan doa itu.
14. Saya jawab: "Ya Allah, jadikanlah aku sebagai orang yang taubat, dan jadikan aku sebagai orang yang bersih,dan jadikan aku termasuk hamba-hambaMu yang shalih.". (betul, kan??).
15. Penulis berkata: "Ya, berarti harus suci dua duanya: suci badan, suci hati. Yang suci hati yang doa mana?" saya jawab: "tawwabiin pak". "yang suci badan?" saya jawab "mutathahhiriin".
16. Ujian kemudian berakhir, dan saya keluar ruangan.
Yang jadi pertanyaan: kenapa nilai bacaan quran, praktek ibadah dan pemahaman keislaman saya merah??? ya walaupun ada yang tidak tahu, dan dalam mengartikan juga tidak lancar banget, tapi perasaan saya tidak parah-parah amat. Kenapa?? Kenapa??
Comments
mas arwan jangan berkecil hati, insya allah kalau memang rejekinya gak akan kemana-mana. barangkali memang jalannya harus lebih terjal dibanding yg lain, karena umumnya yang lebih terjal itu kualitasnya lebih baik. semoga....!
amin
mungkin nilainya ketuker sama orang lain :D